• Uncategorized
  • 0

Biografi, Pemikiran, dan Karya Herbert Marcuse

Herbert Marcuse (lahir di Berlin, 19 Juli 1898 di Kawasan Charlotenburg, Berlin, dari keluarga Yahudi yang sudah berasimilasi secara baik dengan lingkungan dan kebudayaan Jerman. Semasa muda, Marcuse bergabung dengan kelompok pemuda Wandervögel dan menamatkan notabitur (diploma darurat) di Gymnasium Augusta tahun 1917/1918.

Herbert Marcuse meninggal di Stanberg, 29 Juli 1979 pada umur 81 tahun. Herbert Marcuse adalah seorang filsuf Jerman-Yahudi, teoretikus politik dan sosiolog, dan anggota Frankfurt School. Dikenal sebagai “Bapak gerakan Kiri Baru”, karya terbaik yang dikenal adalah Eros and Civilization, Dimension Aesthetic, dan One-Dimensional Man . Marcuse adalah intelektual yang memberi pengaruh besar pada gerakan Kiri Baru dan gerakan mahasiswa pada tahun 1960-an.

Marcuse mengikuti pendidikan di Universitas Berlin dan Freiburg.Marcuse bersama Max Horkheimer dan Theodore W. Adorno di Frankfurt School mendirikan sebuah aliran yang bernama Mahzab Frankfurt. Mahzab Frankfurt ini menjadikan terkenal karena mengembangkan sebuah teori bernama ‘Teori Kritis’.

Sebagai “teori krtitis” Teori Kritis merupakan teori yang reflektif. Artinya, teori itu tidak langsung saja mengenai salah satu masalah, melainkan dalam menangani sebuah masalah, ia menyadari dirinya sendiri, ia merefleksikan perannya sendiri sebagai teori. Teori Kritis dibangun atas dasar kritik terhadap pandangan tradisional mengenai teori : teori membatasi dirinya diri pada kontemplatif. Teori yang kontemplatif memiliki arti bahwa teori hanya melihat, tetapi tidak menjadi praksis dan mengubah apa yang dilihat tersebut. Dengan pendekatan kontemplatif itu, teori tradisional menjadi afirmatif. Artinya, dengan memberikan pengertian yang lebih memuaskan tentang realitas, kita justru menjadi puas dengan realitas; jadi, realitas itu diafirmasi atau dibenarkan. Dengan demikian, teori tradisional menjadi pendukung keadaan yang ada. Ia menjadi konservatif dan bahkan reaksioner.

Karya Karya Herbert Marcuse:

One-Dimensional Man atau Manusia Satu Dimensi, adalah salah-satu buku fenomenal dan terlaris yang ditulis oleh Herbert Marcuse. Judul buku tersebut dapat dikatakan sebagai kesimpulan umum dari keseluruhan isinya. Melalui karya ini, Marcuse ingin mengatakan, yang sekaligus mengritik, bahwa manusia modern adalah manusia berdimensi satu. Mengacu pada konteks penulisannya, buku ini merupakan hasil dari studi Marcuse yang menganalis secara kritis masyarakat industri modern seperti Amerika, Eropa dan Uni Soviet. Namun bukan berarti uraian-uraiannya tak punya relevansi bagi kawasan-kawasan lain di dunia. Pemikiran Herbert Marcuse bertautan dengan suasana filsafat Hegelian dan Marxisme. Marx dan Hegel memandang filsafat sebagai suatu usaha untuk mengerti masyarakat dan periode sejarah di masa hidupnya. Marcuse mengambil semangat revolusi Marx, sebagai keinginan agar dengan pemikiran filosofisnya ia dapat menyumbangkan terjadinya perubahan radikal dalam masyarakat.

Eros dan Peradaban adalah sebuah buku karya filsuf dan kritikus sosial Jerman Herbert Marcuse, dimana penulis mencetuskan masyarakat tanpa penindasan, mengupayakan penyelarasan teori-teori Karl Max dan Sigmund Freud, dan menjelaskan potensi ingatan kolektif untuk dijadikan sumber pembelotan dan pemberontakan dan menekankan cara untuk masa depan alternatif. Judulnya diambil dari Peradaban dan Kekecewaan Manusia  (1930) karya Freud.

Dimensi Aesthetic adalah tanggapan terhadap tulisan-tulisan sebelumnya dalam teori kritis tentang subjek seni, terutama karya Walter Benjamin dan Theodor Adorno. Marcuse menolak panggilan Benjamin dalam “Karya Seni di Zaman Reproduksi Mekanis” untuk politisasi (yaitu, refleksi harfiah dari realitas politik yang dipersepsikan) dari seni modern yang dapat direproduksi baik untuk mencerminkan keadaan masyarakat dan untuk memicu perubahan. Seperti Benjamin dan Adorno, Marcuse percaya bahwa seni menjanjikan perlawanan terhadap penindasan masyarakat, dan bahwa revolusi budaya harus dikaitkan dengan revolusi politik atau sosial. Adorno (seperti yang diwakili terutama oleh Teori Estetika setelah kematiannya) dan Marcuse setuju bahwa kemungkinan ini harus diwujudkan melalui pelepasan artistik dan simbolisme. Namun Marcuse menawarkan saran yang lebih inklusif dan kurang radikal untuk sumber kekuatan seni modern daripada Adorno, yang percaya bahwa karya-karya budaya tinggi adalah satu-satunya sumber artistik potensi emansipasi.

Marcuse sebaliknya menunjuk ke apa yang dianggapnya sebagai keberhasilan budaya tinggi dan menerjemahkannya ke semua bidang seni. Bagi Marcuse, janji seni akan transendensi hanya bisa dipenuhi melalui kemandirian konseptual dari masyarakat, tetapi kemandirian ini dapat diakses melalui sejumlah media. Artis yang sukses akan mendapatkan kebenaran dalam karyanya melalui detasemen yang menghasilkan representasi simbolik. Seni yang sukses ini tentu harus membangkitkan kerinduan akan sesuatu yang utopis dan janji kebahagiaan tertinggi yang diwakili oleh keindahan. Kerinduan simbolis untuk pemenuhan ini akan membangkitkan kita dari rasa puas diri.

Marcuse menyatakan dalam pengantar buku bahwa ia menganggap sastra sumber utama pengaruhnya untuk sistem ini, tetapi merasa bahwa ide-ide itu akan berlaku untuk musik dan seni visual juga. Dia lebih lanjut menyatakan bahwa “Standar ini tidak hanya memungkinkan kita untuk membedakan antara sastra” tinggi “dan” sepele “, opera dan operet, komedi dan slapstick, tetapi juga antara seni yang baik dan buruk dalam genre ini

SUMBER:

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Aesthetic_Dimension

https://www.qureta.com/post/beragam-pemikiran-herbert-marcuse

https://id.wikipedia.org/wiki/Herbert_Marcuse

http://eksistensialis.blogspot.com/2014/01/herbert-marcuse-manusia-satu-dimensi_13.html

https://www.kompasiana.com/yogifebri14/54f7a773a33311991d8b46bb/herbet-marcuse-teori-kritis-kapitalisme-lanjut-dan-dimensi-tunggal

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *